DIAGRAM BINER
DIAGRAM BINER
Mencari suhu kelarutan kritis sistem biner fenol-air
Kelarutan dapat dijelaskan sebagai kemampuan jumlah maksimum zat kimia tertentu yang dapat larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Zat-zat tersebut dapat laut dengan perbandingan komposisi beberapa terhadap suatu pelarut (sovent). Pelarut merupakan suatu cairan yang berupa zat murni maupun zat campuran (Sukardjo,2002).
Kelarutan timbal balik sistem biner fenol-air bertujuan untuk menentukan titik kritis atau temperatur kritis pada campuran zat cair-cair pada fenol air. Untuk mengetahui hubungan antara keduanya digunakan massa fenol yang tetap dan variabel ubah yaitu volum air aquades yang ditambahkan pada larutan sehingga akan mempengaruhi fraksi massa fenol yang berkurang dari fraksi massa air yang meningkat (Verma et al., 2019).
Diagram fase biner adalah peta yang mewakili hubungan antara suhu dan komposisi dan jumlah fase pada kesetimbangan, yang mempengaruhi struktur mikro dari sebuah paduan. Pada diagram fasa dikena pula istiah sistem, dimana sistem adalah suatu zat atau campuran, yang diisolasikan zat-zat lain dalam suatu bejana inert, untuk diselidiki penngasuh perubahan temperature, tekanan, dan konsentrasi terhadap zat tersebut, misalnya sistem air, air dalam garam, gas, dan sebagainya. Jika larutan biner cair didinginkan dengan sistem pendingin yang mampu menurunkan temperatur ampai dengan cukup rendah, maka pada suatu temperatur akan muncul padatan. Temperatur dimana terjadi kesetimbangan antara fasa cair dengan fasa padat adalah titik beku yang besarnya bergantung pada komposisi larutan (Ariesmayana et al., 2018).
Temperature kritis (Te) adalah batas temperature dimana terjadi pemisahan fase. Diatas temperatur batas atas, kedua komponen benar-benar terjadi penghomogenan. Pada temperature ini ada gerakan termal yang lebih besar menghasilkan kemampuan campur yang lebih besar dari pada kedua kompenen. Temperatur rendah pada kedua komponen lebih dapat bercampur karena komponen-komponen itu membentuk kompleks yang lemah, pada temperatur tinggi kompleks itu teruai dan kedua komponen kurang dapat bercampur (Atkins, 1999).
Temperature kritis (Te) adalah batas temperature dimana terjadi pemisahan fase. Diatas temperatur batas atas, kedua komponen benar-benar terjadi penghomogenan. Pada temperature ini ada gerakan termal yang lebih besar menghasilkan kemampuan campur yang lebih besar dari pada kedua kompenen. Temperatur rendah pada kedua komponen lebih dapat bercampur karena komponen-komponen itu membentuk kompleks yang lemah, pada temperatur tinggi kompleks itu teruai dan kedua komponen kurang dapat bercampur (Atkins, 1999).
Diagram fasa biner komponen pembentuk kokristal menghasilkan titik-titik eutektik dan titik lebur keseluruhan fasa kristalun yang berasa di dalam sistem seperti fasa isoliquiritigenin-isonikotinamida. Kokristal dapat diproduksi dengan memanfaatkan peleburan euketiknya namun dibawah titik lebur fasa kokristal. Peleburan eutektik menghasilkan fasa cairan sehingga molekul komponen kokristal memiliki mobilitas yang cukup untuk berinteraksi.
Gambar 1. Diagram fase biner isoliquiritigenin
dan isonikotinamida
Diagram fasa biner isoliquiritigenin dan isonikotinamida. Angka arab menunjukkan titik lebur (1)isoliquiritigenin, (2)isonikotinamida, (3)fasa kokristal dan titik eutektik antara, (4)isoliquiritigenin-fasa kokristal, (5)isonikotinamida-fasa kokristal dan, (6)isoliquiritigenin-isonikotinamida (Setyawan dan Paramita, 2020).
Diagram fasa paduan binary yang umum dan relatif sederhana untuk tembaga-perak yang dikenal sebagai binary eutectic lhase diagram. Sejumlah gambaran dalam diagram fasa tembaga-perak adalah penting dan bernilai untuk dicatat. 3 daerag fasa tjnggal ditemukan dalam diagram: a, B dan cairan.
Gambar 2. Suatu diagram fasa dan pembentukan
struktur pada komposisi yang berbeda
Sistem biner fenol air merupakan sistem yang memperlihatkan sifat kelarutan timbal balik antara fenol dan air pada suhu tertentu dan tekanan tetap (Hadi,2016).
DAFTAR PUSTAKA
Ariesmayana, A., A.S. Zaman dan Yuni. 2018."Efisiensi Sistem Evaporation dan Karbon Aktif Untuk Mengurangi Kadar Fenol Pada Hasil Air Buangan Produksi PT.Latinusa TBK". JURNALIS. Vol.1(1):74-86.
Atkins, P.W.1999. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga.
Hadi, S.2016. Teknologi Bahan. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET.
Setyawan, D dan D.P. Paramita.2020. Strategi Peningkatan Kelarutan Bahan Aktif Farmasi. Surabaya: Airlangga University Press.
Sukardjo.2002. Kimia Fisika. Jakarta: Pineka Cipta.
Verma, A.,N.E. Prased, J. Srivastava dan S.Saha.2019."Probing The Heterogeneity Of Ionic Liquids In Solution Through Phenolwater Phase Behavior". Chemistry Select. Vol.2(4):49-58.
Atkins, P.W.1999. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga.
Hadi, S.2016. Teknologi Bahan. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET.
Setyawan, D dan D.P. Paramita.2020. Strategi Peningkatan Kelarutan Bahan Aktif Farmasi. Surabaya: Airlangga University Press.
Sukardjo.2002. Kimia Fisika. Jakarta: Pineka Cipta.
Verma, A.,N.E. Prased, J. Srivastava dan S.Saha.2019."Probing The Heterogeneity Of Ionic Liquids In Solution Through Phenolwater Phase Behavior". Chemistry Select. Vol.2(4):49-58.
Anis Zulnita (F1C121049)
R-001
Praktikum Kimia Fisik Lanjut
Komentar
Posting Komentar