DIAGRAM TERNER

Nama : Anis Zulnita

Nim    : F1C121049

Kelas  : R-001

                                                                                          DIAGRAM TERNER

               Mikromeritika adalah nama yang diberikan oleh Dalla Valle untuk ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan partikel kecil. Partikel adalah fase yang terdispersi dan dapat berada dalam wujud padatan seperti pada serbuk (bedak) atau suspensi, berupa cairan seperti pada emulsi atau aerosol, atau dapat berupa gas seperti yang tampak pada busa. Pada sistem yang terdiri dari tiga komponen tetapi hanya satu fase dan sistem tidak terkondensasi maka F= 3-1+2=4. Empat derajat kebebasan tersebut adalah suhu, tekanan, dan konsentrasi dari dua komponen. jika menganggap sistem terkondensasi dan suhu dibuat tetap (konstan), maka F=2. Sehingga dapat dibuat diagram bidang untuk menggambarkan kesetimbangan fase. Ciri utama diagram, adalah segi tiga-fasa (a+ B+ cair) yang muncul dari horisontal eutektik biner atas da kemudian menuruni tiga "tiang penghantar" (guide rail) hingga terjadi degenrasi dan terbentuk horisontal eutektik biner bawah. Oleh karena berkaitan dengan tiga komponen maka lebih baik menggunakan kertas grafik segitiga. Diagram terner dipresentasikan dalam sebuah segitiga, dengan ketika sudutnya mewakili komposisi dari ketiga komponen yang terlibat didalamnya, seperti asam asetat, air, dan kloroform. Kelebihan dalam penggunaan diagram segitiga yaitu, ketiga variabel dapat diplot dalam grafik dua dimensi dan dapat digunakan untuk membuat diagram fasa.

                                                                          Gambar 1. Diagram segitiga sistem tiga

                    komponen (Sopyan et al., 2018)

            Kromatografi adalah metode untuk pemisahan komponen-komponen yang terdistribusi antara dua fasa. Pemisahan dengan kromatografi didasarkan pada perbedaan kesetimbangan komponen-komponen campuran di antara fasa stasioner dan fasa gerak. Fasa stasioner adalah fasa yang menahan cuplikan secara selektif, dan fasa gerak berupa zat alir yang mengalir lambat membawa cuplikan menembus fasa stasioner. Fasa stasioner dapat berupa zat padat atau cairan, dan fasa geraknya dapat berupa cairan atau gas. Terdapat diagram tener dalam diagram fasa, yang digambarkan dalam satu bidang datar berupa segitiga sama sisi dan dapat menggambarkan sistem tiga komponen zat dalam berbagai fasa. Tiga Fasa adalah gabungan dari tiga buah sistem fasa, dimana terdapat beda fasa antara masing-masing tegangan. Dimana tegangan dan daya dari rangkaian tiga fasa yang seimbang (arus dan tegangan tiap fasa sama). Pada sistem tiga fasa dikenal dua macam hubungan bintang (wye),hubungan delta (segitiga). sistem wye dan delta terdapat pada output generator ataupun pada sisi primer dan sekunder transformator. 

Gambar 2. Vektor diagram sistem tiga 
       fasa (Siregar, 2018).

            Diagram terner terdapat istilah tie-line. Tie-line dalam diagram terner berarti suatu penentuan titik-titik pada diagram fasa yang bertujuan menentukan derajat ionisasi dan fraksi mol. Garis dasi menunjukkan keadaan dimana kesetimbangan komponen-komponen saat bercampur (Cammrata et al., 1990). Reliabilitas data hasil eksperimen kesetimbangan cair-cair (LLE) dapat diuji dengan cara tes konsistensi data tie-line menggunakan persamaan empiris yang diturunkan dari hukum distribusi Nerst. Tahapan ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam korelasi. Namun, jenis korelasi yang paling banyak digunakan adalah korelasi Bachman-Brown.  Korelasi ini didasarkan pada konsistensi persebaran data baik di fase organik maupun di fase aqueous di setiap titik sesuai dengan persamaan :

 

Dapat dilihat hasil korelasi Bachman-Brown yang diperoleh memiliki trend linier dengan nilai R2 mendekati 1 (0,09996) sehingga dapat disimpulkan bahwa data eksperimen dan literature telah reliable dan memiliki trend tie-line yang sama. 

        

Gambar 3. Grafik LLE sistem terner DEC+

Propanol + H2O pada 303.15K (Ginting,2016). 

                Bentuk kesetimbangan empat-fasa paling sederhana disebut kelas I, atau sebagai reaksi eutektik terner cair = a + B+ Y. (F=0) digambarkan sebagai plateau segitiga pusat. Plateau itu sendiri padat dan dapat dianggap sebagai tumpukan segi tiga-fasa, a+ B+ y. Tiap tiga sistem biner yang ada bersifat eutektifereous dengan kelarutan padat terbatas. Kini kita dapat menguraikan dua sifat fasa kesetimbangan empat-fasa yang lain. Dua logam dapat membentuk larutan padat dengan rentang kontinu apabila mempunyai struktur kristal sama (contohnya tembaga dan nikel) namun, meskipun struktur kristal kedua elemen tersebut sama, kelarutan primer terbatas, bilamna persyaratan ukuran atom kedua logam, yaitu jarak terdekat atom dalam kristal logam murni, tidak dipenuhi. Efek-efek ukuran terjadi akibat distorsi pada kisi induk di sekitar atom terlarut yang ditimbulkan oleh ketidak cookan ukuran. Bila distorsi kisi melebihi suatu nilai kritis, secara termodinamika larutan padat primer tidak stabil dibandingkan fasa lain (Smallman dan Bishop, 2000).

 


DAFTAR PUSTAKA

Cammrata, A dan J.Swarbrick. 1999. Farmasi Fisik. Jakarta: UI-Press.

Ginting, R.R.2016. “Pengukuran Dan Korelasi Kesetimbangan Cair-Cair Sistem Terner Dimethyl Carbonate+ Butanol + H2O Pada 303.15-313.15K Dan Tekanan Atmosfer. Jurusan Teknik Kimia. Vol 1(1) : 46-88.

Siregar, M.F.2018. “Sistem Pemutus Tiga Fasa Berdasarkan Pendeteksian Secara Otomatis”. Jurnal of Electrical Technology. Vol.3(1): 8-12.

Smallman, R.E dan R.J. Bishop. 2000. Metalurgi Fisik Modern dan Rekayasa Material. Jakarta: Erlangga.

Sopyan, I., N.Wathoni, T.Rusdiana dan D.Gozali.2018. Buku Ajar Farmasi Fisik Karakterisasi Sediaan Padat Farmasi. Yogyakarta : Deepublish Publisher.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

KINETIKA ADSORPSI

ARTIKEL PEMBUATAN GARAM KOMPLEKS DAN GARAM RANGKAP