KONSENTRASI KRITIS MISEL (KKM) DAN ENTALPI (ΔH) DARI GELATIN PADA BERBAGAI SUHU

Nama ; Anis Zulnita

Nim   : F1C121049

Kelas : R-001 

KONSENTRASI KRITIS MISEL (KKM) DAN ENTALPI (ΔH) DARI GELATIN PADA BERBAGAI SUHU

    Surfaktan adalah senyawa yang dapat menururnkan tegangan permukaan antarmuka antara dua cairan, antara gas dan cairan atau antara cairan dan zat padat. Surfaktan adalah bahan yang umum dipakai dalam sediaan sabun. Surfaktan merupakan suatu molekul yang sekaligus memiliki gugus hidrofilik dan gugus lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak. Molekul surfaktan memiliki bagian polar yang suka akan air (hidrofilik) dan bagian non polar yang suka akan minyak/lemak (lipofilik). bagian polar moekul surfaktan dapat bermuatan positif, negatif atau netral. Sejumlah konsentrasi surfaktan yang terlarut didalam air, akan membentuk monomer dan terkonsentrasi pada permukaan air membentuk lapisan tunggal dimaman bersifat hidrofilik (menyukasi air ) akan berikatan kebawah permukaan air, sedangkan ekor hidrokarbon yang bersifat hidrofob akan menjauh dari permukaan air. Konsentrasi surfaktan yang lebih tinggi akan menyebabkan terbentuknya agregasi atau asosiasi dari ion-ion surfaktan berupa sperikal yang merupakan zat aktif permukaan, yang biasa disebut dengan misel (Nurzaman et al.,2018).

                        Gambar 1. Natrium Stearat

 
Gambar 2. 4-(-5-Dodesil) Benzenasulfonat

    Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai gugus hidrofil dan hidrofob yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan air dan tegangan antar muka larutan surfaktan dengan larutan kotoran sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan. Surfaktan kationik digunakan dalam berbagai produk, seperti pelembut kain, inhibitor korosi, dan agen antimikroba. Surfaktan kationik yang umum digunakan termasuk alkil amonium kuatemer, benzylalkylammonium, alkylpyridinium, dan imidazolium garam. Surfaktan kationik sering digunakan sebagai molekul pengarah dalam sintesis material berpori.

             Gambar 3. Spektra FTIR Surfaktan 
                                Kationik (Juni etal.,2012)

    Misel adalah molekul-molekul sufaktan yang mulai berasosiasi karena adanya penambahan surfaktan berikutnya, sehingga pada suatu saat akan tercapai keadaan dimana permukaan antarmuka menjadi jenuh atau tertutupi oleh surfaktan dan adsorbs surfaktan ke permukaan-permukaan tidak terjadi lagi. Surfaktan berasar dari kata surface active agent, yang merupakan senyawa kimia yang dapat mengaktifkan permukaan suatu zat lain yang sebelumnya tidak dapat berinteraksi dengan senyawa yang polar dan juga non polar. Kutub polar dari surfaktan ini dapat berinteraksi dengan air sehingga bersifat hidrofil. Misel biasanya berbentuk globular dan secara garis besar berbentuk speris, akan tetapi dapat pula berbentuk elipsoida, silinder, dan bilayer. Misel adalah struktur bulat dengan diameter sekitar 5 nm yang terbentuk dari monomer-monomer surfaktan (Atkins, 1997).

    Miselisasi dapat terjadi akibat interaksi hidrofobik. Interaksi hidrofobik akan menolak atau menjauhkan ekor hidrokarbon dari surfaktan terhadap air, dan akan menghasilkan agregasi, sedangkan kelompok kepala yang hidrofilik akan tetap berkontak langsung dengan air. Misel biasanya berbentuk globular dan secara garis besar berbentuk speris, akan tetapi dapat pula berbentuk elipsoida, silinder, dan bilayer. Misel adalah struktur bulat dengan diameter sekitar 5 nm yang terbentuk dari monomer-monomer surfaktan. Konsentrasi setimbang dimana monomer surfaktan membentuk misel disebut dengan konsentrasi kritis misel. Konsentrasi kritis misel, disebut pula sebagai titik krafft. Nilai CMC mungkin cara paling sederhana untuk mendeskripsikan perilaku koloid dan dari permukaan surfaktan serta menggambarkan informasi tentang kegunaan industri dan aktivitas biologi dari detergen. CMC juga dapat digunakan dalam kinetika mekanisme reaksi dari beberapa kegunaan. CMC mencakup dispersi amfifil yang menunjukkan perubahan yang tiba-tiba pada sifat fisiknya seperti konduktivitas, tegangan permukaan, tekanan osmotik, penyebaran cahaya, dan kecepatan suara.

        Gambar 4. Kepala gugus hidrofobik dalam 
                            pusat misel (Atkins, 2006).

    Gelatin adalah ikatan polipeptida yang dihasilkan dari hidrolisa kolagen tulang, kulit yang adalah turunan protein dari serta kolagen, secara fisik dan kimia sama. Dapat dikatakan juga bahwa gelatin adalah hasil dari denaturasi kolagen. Hidrolisa tergantung pada cross-link antara ikatan peptide dan grup-grup asam amino yang reaktif yang terbentuk. Gelatin adalah derivat dari kolagen yang ditemukan pada kulit dan tulang. Gelatin yang dengan air apabila dipanaskan akan membentuk gel pada temperature dibawah 35 , ini unik karena sesuai dengan suhu tubuh manusia. Gelatin digunakan sebagai bahan makanan (food aditif), yang berfungsi untuk pertumbuhan otot precusor dari keratin, sebagai penambah rasa venak, dengan kandungan lemak yang bebas (rendah), sehingga dapat mengurangi energi yang dikonsumsi tubuh tanpa ada pengaruh yang negatif. Gelatin adalah hasil hidrolisa protein yang terdapat pada tulang dan kuit ikan, mudah dicerna oleh tubuh manusia, adalah intake yang cepat dalam tubuh. Mempunyai sifat rendah kalori, protein tinggi, serta bebas kandungan gula. Gelatin dapat diaplikasikan dengan mudah untuk keperluan industri pangan, farmasi dan fotografi.

         Gambar 5. Struktur Gelatin (Agustin.2013).

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, A.T.2013. “Gelatin ikan : sumber, komposisi kimia dan potensi pemanfaatannya”. Jurnal Media Teknologi Hasil perikanan. Vol. 1(2): 44-46.

Atkins, P.W. 2006. Physical Chemistry. Oxford: Oxford University Press.

Atkins. 1997. Kimia Fisik Jilid 1 Edisi IV. Jakarta: Erlangga.

Juni, E.W., Arneli dan Sriatun.2012. “Pemanfaatan surfaktan kationik hasil sublasi sebagai molekul pengarah pada pembuatan material berpori dari sekam padi”. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi. Vol.15(1):24-28.

Nurzaman, F., J.Djajadisastra dan B. Elya.2018. “Identifikasi kandungan saponin dalam ekstrak kamboja merah (plumeria rubra l.) dan daya surfaktan dalam sediaan kosmetik”. Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol.8(2): 85-93.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KINETIKA ADSORPSI

DIAGRAM TERNER

ARTIKEL PEMBUATAN GARAM KOMPLEKS DAN GARAM RANGKAP